Minggu, 06 Maret 2011

Review Jurnal

REVIEW JURNAL

Peringkas
 Rina Yurini
NIM
 S 300 100 010
Tanggal review
 7 Januari 2011
Topik
 Advertising

Penulis
Tahun
 Summer, 2010
Judul
 Consumer Responses to Christian Religious Symbols
 in Advertising
Jurnal
Vol. & Halaman
 Vol. 39, Edisi 2;  pg. 79, 14 pgs



1. Hipotesis Umum
Simbol dan tema keagamaan pada iklan memiliki efek positif pada konsumen.

2. Variable
a. Variable Dependen               : Persepsi kualitas dan minat beli
b. Variable independen : Simbol agama Kristen
c. Variable moderador              : Religiositas Kristen evangelis: kuat, sedang atau lemah

3. Manipulasi variable indpenden
i. Absent or present Christian symbol for adult participants: Subyek dipilih dari orang-orang usia di atas 24 tahun, baik lelaki maupun perempuan. Dengan persentase 50% usia 24-40 tahun, sisanya di atas 40 tahun, dengan jenis kelamin 50% laki-laki dan 50% perempuan.
ii. Absent or present Christian symbol for young adult participants : Subyek terdiri dari siswa SMP dan SMA yang terdaftar di kelas nonmarketing di sekolah-sekolah di AS bagian selatan. Lima puluh enam persen peserta adalah perempuan, dengan 92%-nya berusia antara 20 dan 30 tahun.

4. Pengukuran variable
Variabel dependen berupa kualitas persepsi dan minat beli partisipan terhadap produk yang ditawarkan, diukur dari persepsi konsumen terhadap pemasar dalam hal kesamaan sikap, jaminan mutu, keahlian, dan skeptisisme. Pengaruh variable dependen terhadap variable dependen tergantung pada variable moderador yakni religiusitas Kristen evangelis.
Ukuran religiusitas evangelis menjadi dasar untuk membelah sampel ke dalam tiga kelompok keagamaan evangelis, lemah (weak ER),   sedang (moderate ER) dan kyat (strong ER)


5. HipĆ³tesis operasional
H1a: Ada interaksi yang signifikan antara simbol Kristen yang dipengaruhi tingkat religiusitas evangelis terhadap kualitas persepsi pemasar. Pengaruh simbol Agama Kristen pada iklan terhadap kualitas persepsi akan meningkat seiring dengan meningkatnya religiusitas evangelis. Peningkatan itu tidak akan terjadi bila tidak ada simbol Agama Kristen.
H1b: Ada interaksi yang signifikan antara simbol Kristen yang dipengaruhi  religiusitas evangelis terhadap niat beli konsumen. Bagi mereka yang memiliki religiusitas evangelis lemah, niat beli akan lebih rendah saat simbol Kristen dimunculkan dalam iklan, dibandingkan dengan kondisi simbol tidak dimunculkan. Bagi mereka yang memiliki religiusitas evangelis menengah atau kuat, niat pembelian akan secara signifikan lebih tinggi bila simbol Kristen dimunculkan dalam iklan, dibandingkan dengan kondisi tidak ada simbol.
H2a: Persepsi konsumen pada kesamaan sikap terhadap pemasar akan memediasi interaksi simbol Agama Kristen dengan religiusitas evangelis dalam hal kualitas persepsi.
H2B: Persepsi konsumen pada kesamaan sikap terhadap pemasar akan memediasi  interaksi simbol Agama Kristen dengan religiusitas evangelis dalam hal niat pembelian.
H3a: Persepsi konsumen terhadap kepercayaan, keahlian, dan skeptisitas pemasar akan memediasi interaksi simbol Agama Kristen dengan religiusitas evangelis dalam hal kualitas persepsi.
H3b: Persepsi konsumen terhadap kepercayaan, keahlian, dan skeptisitas pemasar akan memediasi interaksi simbol Agama Kristen dengan religiusitas evangelis dalam hal minat beli.

6. Subyek
Subyek terdiri dari dua kelompok, yakni kelompok peserta berusia dewasa dan kelompok peserta dewasa muda. Kedua kelompok subyek diukur tingkat religiusitas mereka untuk melihat apakah variable moderador juga mempengaruhi tinggi rendahnya interaksi subyek terhadap ada tidaknya simbol Agama Kristen.
  1. Kelompok dewasa yang diambil sebagai subyek sebanyak 275 orang. Lima puluh persen dari peserta adalah perempuan, 50% berusia antara 25 dan 40 tahun, dan 50% adalah lebih dari 40 tahun. Mayoritas peserta diidentifikasi sebagai orang Kaukasia (80%), dan Afrika Amerika 15%. 15% berpendidikan tertinggi SMA, 28% perguruan tinggi, 42% lulusan perguruan tinggi, dengan 13% tingkat pascasarjana.
  2. Sementara kelompok dewasa muda berjumlah 131 orang dengan mayoritas diidentifikasi sebagai berkulit putih (70%) sementara Afrika Amerika sebanyak 21%.

7. Kondisi lingkungan
Sebanyak 56% orang Amerika mengatakan agama sangat penting untuk kehidupan, dan 82% dari mereka yang mengidentifikasi diri agama identitas mereka adalah Kristen. Gereja-gereja Kristen Injili (evangelis) memiliki persentase terbesar dalam afiliasi gereja di Amerika Serikat (perkiraan bervariasi antara 26,3% dan 33,6%), baru diikuti oleh gereja-gereja Protestan dan gereja Katolik.
Persentase terbesar dari orang dewasa yang berafiliasi ke tradisi Kristen evangelis yang diamati ada di selatan dan barat daya Amerika Serikat. Lebih dari 50% dari populasi orang dewasa berafiliasi dengan sebuah gereja Kristen evangelis di Oklahoma, Arkansas, dan Tennessee. Kaum Kristen evangelis memegang keyakinan tentang otoritas Alkitab, keselamatan melalui hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, dan kebutuhan untuk berbagi "Kabar Baik" dari Yesus Kristus dengan orang lain.

 8. Prosedur
a.  Subyek, baik dewasa maupun dewasa muda diambil secara variatif, terkait dengan jenis kelamin dan usia. Secara acak, subyek direkrut sesuai dengan kelompok demografis yang ditetapkan. Pada kelompok dewasa, diambil subyek laki-laki berusia 24-40 tahun dan di atas 40 tahun, perempuan 24-40 tahun dan lebih dari 40 tahun. Sementara untuk kelompok dewasa muda, diambil subyek berusia 20-30 tahun, lelaki dan perempuan dengan presentase sama. Semua subyek dicatat nama dan nomor telepon masing-masing untuk digunakan dalam pemeriksaan acak guna memverifikasi bahwa data yang dikumpulkan sebagaimana dilaporkan. Insentif untuk meningkatkan partisipasi peserta ditawarkan kepada peserta berupa kesempatan untuk memenangkan satu dari dua penghargaan uang tunai $100.
b. Masing-masing subyek diberi tahu cara mengisi survei. Mereka diminta membayangkan seolah memiliki rumah baru dan membutuhkan perlengkapan rumah tangga, berupa pemanas maupun pendingin udara.
c. Kemudian subyek diminta memilih jasa layanan pemanas udara dan AC pada buku telepon, di mana di sana telah tersaji banyak iklan tentang penyedia layanan pemanas udara dan AC. Salah satu iklan di-mock up sedemikian  rupa, dengan dilengkapi gambar simbol agama Kristen berupa ikan Ichthus.
d. Pada bagian akhir instrumen, peserta diminta mengidentifikasi jenis kelamin, usia, etnis, tingkat pendidikan, dan afiliasi keagamaan mereka. Semua konstruksi item dibuat dengan skala sembilan item.
e. Pada kelompok subyek dewasa, nilai religiusitas evangelis yang dikur dengan skala 1-9, menghasilkan rata-rata 7,51. Tujuh puluh sembilan persen dari peserta mengidentifikasi diri mereka sebagai Protestan, sisanya mengidentifikasi diri sebagai Katolik (6%), Yahudi (1%), Buddha (1%), lainnya (10%), atau tidak ada identitas agama (3%). Sampel menggambarkan kondisi mirip wilayah kota, dimana usia rata-rata 39 tahun, jenis kelamin (perempuan 52%), etnis (76% Kaukasia), dan identifikasi keagamaan 77% Protestan.
f. Pada kelompok dewasa muda, skor religiusitas evangelis rata-rata pada angka 7,30. Enam puluh empat persen dari peserta mengidentifikasi diri mereka sebagai Protestan%, 11 sebagai Katolik, 1% sebagai Muslim, 2% Budha, 14% seperti yang lain, dan 8% tidak menunjukkan afiliasi keagamaan.

9. Hasil
a. Kelompok dewasa
* Bagi peserta yang tingkat religiusitas evangelisnya lemah, tidak ada perbedaan yang signifikan kualitas persepsi dan niat belinya terhadap iklan, baik yang ada simbol Kristennya maupun yang tidak.  
* Bagi peserta yang tingkat religiusitas evangelisnya sedang dan kuat, keberadaan simbol Kristen memberi pengaruh yang signifikan terhadap kualitas persepsi maupun minat beli mereka. Jika simbol Kristen dalam iklan ditingkatkan maka secara signifikan kualitas persepsi dan minat beli mereka akan bertambah. Melalui uji t terlihat bahwa efek dari simbol Kristen pada kualitas persepsi meningkat sebesar peningkatan religiusitas evangelis.
* Oleh karena itu, H1a didukung. H1b sebagian didukung, karena dugaan bahwa niat beli dari peserta dengan religiusitas evangelis lemah akan berkurang secara signifikan ketika sebuah simbol Kristen dimunculkan tidak diterima. Tidak ada perbedaan signifikan kualitas persepsi dan minat beli subyek yang religiusitas evangelisnya rendah pada kondisi diadakannya simbol Kristen maupun tidak.

b. Kelompok dewasa muda
* Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hadirnya simbol-simbol Kristen pada iklan dengan kondisi tidak dihadirkannya simbol Kristen terhadap subyek, baik yang tingkat religiusitas evangelisnya lemah, menengah atau kuat.
* H1a memperkirakan kenaikan yang signifikan dalam pengaruh simbol Kristen pada kualitas perasaan karena religiusitas evangelis meningkat. T-test menunjukkan bahwa simbol mengakibatkan secara signifikansi lebih menguntungkan pada evaluasi kualitas perasaan mereka yang memiliki religiusitas evangelis moderat tetapi bukan pada yang tidak kuat. Akibatnya, H1a tidak didukung. 
* H1b meramalkan bahwa simbol Kristen secara signifikan akan mengurangi nilai niat pembelian mereka yang memiliki religiusitas evangelis lemah. H1b juga meramalkan bahwa pengaruh simbol secara signifikan akan meningkatkan nilai pembelian niat bagi mereka dengan religiusitas evangelis moderat atau kuat. T-test menunjukkan bahwa simbol secara signifikan mempengaruhi nilai niat beli hanya untuk mereka yang memiliki religiusitas evangelis moderat. Akibatnya, H1b tidak didukung.  

10. Evaluasi
a. Validitas internal
* Peneliti berusaha mendapatkan subyek dengan cara obyektif. Dia melibatkan pewawancara yang masing-masing diberi pedoman kelayakan responden, yang di dalamnya tidak boleh melibatkan siswa teman satu lembaga dengan pewawancara, anggota keluarga, dan anak-anak.
* Pewawancara secara acak ditugaskan untuk merekrut seorang responden dari salah satu dari empat kelompok demografis (yakni, usia laki-laki 24-40; laki-laki di atas 40, umur perempuan 24-40; dan perempuan lebih dari 40). Nama pertama dan nomor telepon masing-masing responden diperoleh pada setiap akhir survey dan digunakan dalam pemeriksaan acak untuk memverifikasi bahwa data yang dikumpulkan sebagaimana dilaporkan.
* Insentif untuk meningkatkan partisipasi peserta ditawarkan kepada peserta berupa kesempatan untuk memenangkan satu dari dua penghargaan uang tunai $ 100.

b. Validitas konstruksi
* Definisi operasional variable penelitian tergambarkan secara jelas.
* Tidak dijelaskan tentang jadwal penelitian.
* Lokasi penelitian tidak disampaikan secara jelas. Hanya di sebuah kota di Amerika Serikat bagian selatan.

c. Validitas keputusan statistik
* Jumlah subyek cukup dan sudah diusahakan mewakili kondisi demografis wilayah yang lebih luas.
* Reliabilitas variable cukup jelas, yakni ada dan tidak ada simbol Kristen sebagai variable independen.
* Subyek kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dijelaskan secara rinci.

d. Validitas eksternal
* Generalisasi subyek rendah karena lokasi penelitian ditetapkan di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen sehingga sangat memungkinkan simbol Kristen sangat familiar dalam masyarakat, termasuk yang religiusitas Kristen evangelisnya lemah.
* Generalisasi setting dan waktu tidak rinci

11. Rancangan

                                                               RE W                      
                                    CS A                   RE M                        PI  & PQ
                                                                RE S
X1                                                            RE W
                                     CS P                   RE M                       PI & PQ
                                                                RE S

                                                               RE W                      
                                    CS A                   RE M                        PI  & PQ
                                                                RE S
X2                                                            RE W
                                     CS P                   RE M                       PI & PQ
                                                                RE S
Keterangan:
X1       : Kelompok subyek dewasa
X2       : Kelompok subyek dewasa muda
CS A   : Christian Symbol Absen
CS P    : Christian Symbol Present
RE W   : Evangelical Religiosity Weak
RE M   : Evangelical Religiosity Moderate
RE W   : Evangelical Religiosity Strong
PI         : Purchase Intentions
PQ       : Perceived Quality


Ketika Adipura Terkalahkan oleh Gapura Makutha


Sudah lebih dari sebulan, setiap mengantar Seto, anakku, ke sekolah, aku terjebak kemacetan di Jalan Adisucipto. Jalanan yang tidak terlalu lebar, kini tinggal separuh karena separuhnya lagi sedang dalam tahap pengerjaan proyek Gapura Makutha. Tak ayal, kendaraan pun harus antre untuk dapat melewati lokasi proyek di tempat yang dulunya berdiri kokoh Tugu Adipura.
“Adipuranya kok dirobohkan , Buk?” tanya anakku ketika pertama kali melihat tugu yang jadi salah satu penanda denah menuju rumah kami dirobohkan.
“Iya, mau diganti Gapura Makutha,” jawabku. Aku tahu rencana pembangunan gapura itu juga setelah tanpa sengaja membaca berita di SOLOPOS.
“Lho, berarti tanda denah rumah kita nggak bisa pake Adipura ke barat…., tapi diganti Makutha ke barat…,” sambung Seto sambil tangannya bergerak-gerak seolah menjelaskan gambar yang dibuatnya saat mengundang teman-temannya ke rumah dulu.
Aku hanya bisa tersenyum. Yang ada di pikiranku bukan soal denah rumah kami. Toh, apa artinya rumah kami dibandingkan kepentingan Kota Solo secara luas. Yang aku tidak mengerti, mengapa Adipura yang jadi kebanggan kota ini harus hilang begitu saja. Bukankah tempat itu sudha identik dengan istilah Adipura. Tak heran orang banyak yang menggunakannya untuk mempermudah penyebutan nama tempat. Misalnya nasi goring Adipura, hik wetan adipura, Adipura ngidul dsb.
Ya, apalah artinya semua itu. Yang jelas, Pemkot Solo menilai Gapura Makutha lebih penting, Buktinya, Pemkot berani mengeluarkan kocek sampai Rp 3,7 M untuk membangun gapura yang akan jadi penanda batas kota itu.
Investor yang dipasrahi tugas membangunnya pun sudah memulai proyek pembangun gapura setinggi 37 meter dan lebar 28 meter sejak awal Januari lalu. Yang kutahu dari berita SOLOPOS, gapura itu nantinya akan berbentuk Makutha atau mahkota raja yang berbeda dengan jenis gapura batas kota kebanyakan. Sementara di kedua sisinya akan dilengkapi dengan fasilitas videotron berukuran 10 x 4 meter2.
“Makutha itu mencerminkan wajah kebudayaan yang menjadi ciri khas Kota Solo selama ini,” kata salah seorang pejabat Pemkot yang kulupa namanya ketika ditanya alas an pembangunan Makutha.
Yach… semoga saja..
Solo, 4 Maret 2011

Kamis, 03 Maret 2011

Jante Arkidam

Jante Arkidam
 

Puisi : Ajip Rosidi

Sepasang mata biji saga
Tajam tangannya lelancip gobang
Berebahan tubuh-tubuh lalang dia tebang
Arkidam, Jante Arkidam

Dinding tembok hanyalah tabir embun
Lunak besi dilengkungkannya
Tubuhnya lolos di tiap liangsinar
Arkidam, Jante Arkidam

Di penjudian di peralatan
Hanyalah satu jagoan
Arkidam, Jante Arkidam

Malam berudara tuba
Jante merajai kegelapan
Disibaknya ruji besi pegadean

Malam berudara lembut
Jante merajai kalangan ronggeng
Ia menari, ia ketawa

'Mantri polisi lihat kemari!
Bakar meja judi dengan uangku sepenuh saku
Wedana jangan ketawa sendiri!
Tangkaplah satu ronggeng berpantat padat
Bersama Jante Arkidam menari
Telah kusibak rujibesi!

Berpandangan wedana dan mantra polisi
Jante, jante Arkidam!
Elah dibongkarnya pegadaean malam tadi
Dan kini ia menari'

'Aku, akulah Jante Arkidam
Siapa berani melangkah kutigas tubuhnya batang pisang
Tajam tanganku lelancip gobang
Telah kulipat rujibesi'

Diam ketakutan seluruh kalangan
Memandang kepada Jante bermata kembang sepatu

'Mengapa kalian memandang begitu?
Menarilah, malam senyampang lalu!'

Hidup kembali kalangan, hidup kembali penjudian
Jante masih menari berselempang selendang
Diteguknya seloki ke sembilan likur
Waktu mentari bangun, Jante tertidur

Kala terbangun dari mabuknya
Mantra polisi berdiri di sisi kiri:
'Jante, Jante Arkidam, Nusa Kambangan!'

Digisiknya mata yang sidik
'Mantri polisi, tindakanmu betina punya!
Membokong orang yang nyenyak'

Arkidam diam dirante kedua belah tangan
Dendamnya merah lidah ular tanah

Sebelum habis hari pertama
Terbenam tubuh mantra polisi di dasar kali

'Siapa lelaki menuntut bela?
Datanglah kala aku jag!'

Teriaknya gaung di lunas malam

Dan Jante di atas jembatan
Tak ada orang yang datang
Jante hincit menikam kelam

Janda yang lakinya terbunuh di dasar kali
Jante datang ke pangkuannya

Mulut mana yang tak direguknya
Dada mana yang tak diperasnya?

Bidang riap berbulu hitam
Ruas tulangnya panjang-panjang
Telah terbenam beratus perempuan
Di wajahnya yang tegap

Betina mana yang tk ditklukannya?
Mulutnya manis jeruk garut
Lidahnya serbuk kelapa puan
Kumisnya tajam sapu injuk
Arkidam, Jante Arkidam

Teng tiga di tangsi polisi
Jnte terbangun ketiga kali
Diremasnya rambut hitam janda bawahnya

Teng kelima di tngsi polisi
Jante terbangun dari lelapnya
Perempuan berkhianat, tak ada di sisinya
Berdegap langkah mengepung rumah
Didengarnya lelaki menantang
'Jante, bangun! Kami datang jika kau jaga!'

'Datang siapa yang datang
Kutunggu diatas ranjang'

'Mana Jante yang berani
Hingga tak keluar menemui kami?'

Tubuh kalian batang pisang
Tajam tanganku lelancip pedang'

Menembus genteng kaca Jante berdiri di atas atap
Memandang hina pada orang yang banyak
Dipejamkan matanya dan ia sudah berdiri di atas tanah
'He, lelaki mata badak lihatlah yang tegas
Jante Arkidam ada di mana?'

Berpaling seluruh mata ke belakang
Djante Arkidam lolos dari kepungan
Dan masuk ke kebun tebu

'Kejar jahanam yang lari!'
Jante dikepung lelaki satu kampong
Di lingkungan kebun tebu mulai berbunga
Jante sembunyi di lorong dalamnya

'Keluar Jante yang sakti!'

Digelengkannya kepala yang angkuh
Sekejap Jante telah bersanggul

'Alangkah cantik perempuan yang lewat
Adakah ketemu Jante di dalam kebun?'

'Jante? Tak kusua barang seorang
Masih samar dilorong dalam'

'Alangkah eneng bergegas
Adakah yang diburu?'

'Jangan hadang jalanku
Pasar kan segera usai!'

Sesudah jauh Jante dari mereka
Kembali dijelmakan dirinya

'he, lelaki sekampung bermata dadu
Apa kerja kalian mengantuk di situ?'

Berpaling lelaki kea rah Jante
Ia telah lolos dari kepungan

Kembali Jante diburu
Lari dalam gelap
Meniti muka air kali
Tiba di persembunyiannya

Dari : Cari Muatan (Ajip Rosidi)
 

Ajip Rosidi pada mulanya menulis namanya : Rossidhy. Dia lahir 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka. Selepas SMA, melanjutkan pendidikan ke Taman Madya Taman Siswa Bagian Budaya, Jakarta. Jante Arkidam merupakan salah satu puisi Ajip yang sangat saya sukai, di antara puisi-puisi karya sastrawan lain. Semoga bermanfaat.