Minggu, 06 Maret 2011

Ketika Adipura Terkalahkan oleh Gapura Makutha


Sudah lebih dari sebulan, setiap mengantar Seto, anakku, ke sekolah, aku terjebak kemacetan di Jalan Adisucipto. Jalanan yang tidak terlalu lebar, kini tinggal separuh karena separuhnya lagi sedang dalam tahap pengerjaan proyek Gapura Makutha. Tak ayal, kendaraan pun harus antre untuk dapat melewati lokasi proyek di tempat yang dulunya berdiri kokoh Tugu Adipura.
“Adipuranya kok dirobohkan , Buk?” tanya anakku ketika pertama kali melihat tugu yang jadi salah satu penanda denah menuju rumah kami dirobohkan.
“Iya, mau diganti Gapura Makutha,” jawabku. Aku tahu rencana pembangunan gapura itu juga setelah tanpa sengaja membaca berita di SOLOPOS.
“Lho, berarti tanda denah rumah kita nggak bisa pake Adipura ke barat…., tapi diganti Makutha ke barat…,” sambung Seto sambil tangannya bergerak-gerak seolah menjelaskan gambar yang dibuatnya saat mengundang teman-temannya ke rumah dulu.
Aku hanya bisa tersenyum. Yang ada di pikiranku bukan soal denah rumah kami. Toh, apa artinya rumah kami dibandingkan kepentingan Kota Solo secara luas. Yang aku tidak mengerti, mengapa Adipura yang jadi kebanggan kota ini harus hilang begitu saja. Bukankah tempat itu sudha identik dengan istilah Adipura. Tak heran orang banyak yang menggunakannya untuk mempermudah penyebutan nama tempat. Misalnya nasi goring Adipura, hik wetan adipura, Adipura ngidul dsb.
Ya, apalah artinya semua itu. Yang jelas, Pemkot Solo menilai Gapura Makutha lebih penting, Buktinya, Pemkot berani mengeluarkan kocek sampai Rp 3,7 M untuk membangun gapura yang akan jadi penanda batas kota itu.
Investor yang dipasrahi tugas membangunnya pun sudah memulai proyek pembangun gapura setinggi 37 meter dan lebar 28 meter sejak awal Januari lalu. Yang kutahu dari berita SOLOPOS, gapura itu nantinya akan berbentuk Makutha atau mahkota raja yang berbeda dengan jenis gapura batas kota kebanyakan. Sementara di kedua sisinya akan dilengkapi dengan fasilitas videotron berukuran 10 x 4 meter2.
“Makutha itu mencerminkan wajah kebudayaan yang menjadi ciri khas Kota Solo selama ini,” kata salah seorang pejabat Pemkot yang kulupa namanya ketika ditanya alas an pembangunan Makutha.
Yach… semoga saja..
Solo, 4 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar